Alhamdulillah......, hari ini geni bisa ikut kuliah lagi setelah beberapa hari terbaring sakit. Hari ini kuliah Home Care tentang Home Care dalam Keperawatan Jiwa. Metode belajarnya metode jigsaw gitu, asik banget. Jadi kita di bagi dalam 6 kelompok, tiap kelompok membahas kasus yang berbeda. Terus masing-masing anggota kelompok berhitung untuk mendaparkan nomor punggung -Kuliah atau main bola ni??? hehehehe-. Setelah diskusi kelompok, kita ngirim semacam delegasi gitu ke kelompok lain buat menjelaskan kasusnya kepada kelompok tersebut. Setelah itu, balik ke kelompok masing-masing, diskusi lagi. Terus, bu Dewi, dosen kita nan baik hati itu akan memberikan pertanyaan yang ditujukan kepada nomor punggung tertentu. Ribet????trust me, ini asik banget.....!!

Baiklah, gege lanjutin. Setelah ge ingat-ingat, semua mata kuliah di atas pada prakteknya banyak mengulik pengetahuan kita di mata kuliah-mata kuliah sebelumnya seperti kep. anak, kep. maternitas, kep. Jiwa, en meni mor. Yang paling greget, kita terkadang harus cepat memutar otak untuk me-recall ingatan kita saat di klinik. Kita diharuskan lagi mengingat berbagai prinsip dalam setiap jenis keperawatan seperti di sebutin tadi.
Mulai terfikirkan banyak hal. Mata kuliah-mata kuliah semester 7, mengharuskan kita banyak berinteraksi dengan keluarga, dengan masyarakat. Sangat jauh berbeda dengan kuliah-kuliah dan praktek klinik sebelum-sebelumnya yang kliennya udah pasti orang-orang yang terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, dengan masalah yang bisa langsung di baca di buku status kesehatannya. Akan tetapi, ketika yang menjadi klien kita adalah keluarga atau masyarakat, situasinya menjadi sangat berbeda. Mulai dari tantangan pertama kali membina hubungan baik, mengkaji, hingga implementasipun, penuh tantangan sebenarnya. Karena dalam mindset kebanyakan masyarakat kita, sakit itu, yang di rawat di rumah sakit atau rutin rawat jalan. Belum lagi waktu yang harus mereka korbankan untuk meladeni kita.
Masalah selanjutnya adalah, ketika kita datang dengan seragam putih-putih, masyarakat tidak akan tahu kita masih kuliah tingkat satu, dua, tiga, atau empat. Mereka hanya tahu, kita adalah orang kesehatan yang jelas tahu tentang semua ilmu kesehatan . Kalau kita kembali fokus ke judul kita, maka tantangannya adalah dalam setiap keluarga biasanya ada lansia, anak-anak, bayi, ibu hamil, atau orang dewasa dengan berbagai masalah kesehatan, bahkan masalah kesehatan mental. Maka dalam praktek klinik-praktek klinik di tahun akhir, pengetahuan kita tentang berbagai cabang ilmu keperawatan seolah digali dalam-dalam hingga kadang sampai ke dasarnya. Masayarakat atau keluarga yang menjadi klien kita akan bertanya ini itu pada kita. Dan jelas itu akan memaksa kita membuka semua folder di otak kita, mulai dari Keperawatan Dasar, Anak, Medikal Bedah, Gawat Darurat, Maternitas, dan sebagainya.
Ini membuat ge berfikir lagi. Bagaimana jika pengetahuan kita yang akan digali dalam-dalam itu ternyata tidak cukup dalam???? Bagaimana jika isi dari folder-folder otak kita yang akan kita buka itu tidak lengkap??? atau yang lebih parah, isinya salah????? Sadar atau tidak, ini bukan perkara kecil. Satu saja kesalahan yang kita lakukan, dapat berdampak buruk bagi kesehatan klien kita, bahkan lebih parah lagi, bagi jiwa klien kita. Lebih dari itu, kita bukanlah profesi yang hanya memandang mereka, klien kita sebagai rangkaian sistem organ yang ketika ada sistem organ atau organ yang terganggu, kita hanya mengatasi gangguan itu. Kita adalah profesi yang memandang mereka dengan utuh. BIOPSIKOSOSIOKULTURALRELIGI. Kita berusaha agar mereka mencapai derajat kesehatan setinggi tingginya, memaksimalkan potensi, atau meninggal dengan damai dan bermartabat. Bagaimana kita akan mewujudkan semua ini jika folder kita tak cukup padat????
Banyak mungkin di antara kita pada tahun pertama kuliah yang masih galau untuk kuliah di keperawatan. wajar sebenarnya. Tapi ketika kemudian kita jadi g serius atau g total menjalani perkuliahan ini, dan lebih parah lagi ini berlanjut sampai semester-semester berikutnya, folder-folder kita g akan terisi penuh. Yang akan kita gali juga tak akan bisa terlalu dalam. Ya, kita semua punya cita-cita dan keinginan. Tetapi Alloh selalu punya rencana terbaik buat kita, karena Dia lebih mencintai kita dibanding diri kita sendiri, Dia Maha Tahu akan apa yang terjadi di masa datang, dan Dia selalu ingin kita kembali padaNya dalam kondisi terbaik. Maka tak ada jalan lain selain Totalitas atau Cari Jurusan lain sesuai cita-cita.
Tapi tak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Ketika masih belum wisuda dan memasuki jenjang profesi ners, kita masih punya banyak kesempatan untuk belajar lagi. Lebih banyak membaca, mempertajam analisa, mengasah keterampilan motorik, dan yang lebih penting, melatih caring agar selalu melekat dalam jiwa kita. Masih luas waktu dan kesempatan yang kita punya. Masih banyak teman, senior, dan dosen yang bisa kita jadikan tempat bertanya. Maka ingatlah satu hal, bahwa akan ada suatu hari, ketika klien kita akan menatap mata kita dengan berkaca-kaca, sambil berkata "Terima kasih, bu/pak. Sudah merawat anak saya dengan penuh perhatian. Ketika ibu/bpk bertanya kabar saya dan anak saya dengan penuh perhatian, dan melakukan berbagai cara untuk merawat anak saya, rasanya duka saya hilang begitu saja, saya kembali memiliki harapan bahwa anak saya akan sadar kembali. Dan sekarang dia sudah sadar, bu. Sudah memanggil nama saya lagi. Allah sajalah bu...yang bisa membalas kebaikan ibu, saya cuma bisa terima kasih dan mendo'akankebaikan utnuk ibu "
Ketika ada yang mengucapkan itu pada kita, percayalah, kita akan merasa bergitu dekat dengan Allah. Hingga rasanya, tak akan pernah ada cukup uang untuk menilai perasaan kita hari itu.........,
Nice Info Jangan Lupa Kunjungi Blog Kami http://jasabimbinganskripsisurabaya.blogspot.co.id/
BalasHapusFaire casino: online casino with bonuses and free spins, no deposit
BalasHapuscasino bonus is a promotion that gives you the opportunity to play for 샌즈카지노 free or real money or earn extra spins. It's the only หารายได้เสริม type of 메리트카지노