Jumat, 23 November 2012

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN FUNGSI MENTAL



A.     DASAR TEORITIK PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
1.      Perkembangan Psikoseksual Freud
Sigmund freud, tokoh analisa perkembangan psikoseksual ini mengganggap insting seksual sebagai sesuatu yang signifikan dalam perkembangan kepribadian. Istilah psikoseksual yang digunakannya bermakna kesenangan sensual. Freud meyakini bahwa selama masa kanak-kanak setiap bagian tubuh tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan. Masih menurut Freud, semua perilaku manusia digerakkan oleh kekuatan psikodinamik, dan energi fisik yang dikenal sebagai id, ego, dan super ego.
2.      Perkembangan Psikososial Erikson
Teori perkembangan psikososial yang dkemukakan Erikson lebih menekankan pada kepribadian yang sehat, bertentangan dengan pendekatan patologik. Setiap tahap psikososial mempunyai 2 komponen-aspek menyenangkan dan tidak menyenangkan dari konflik inti-dan perkembangan ke tahap selanjutnya bergantung pada penyelesaian konflik ini.

B.      DASAR TEORITIK PERKEMBANGAN MENTAL
1.      Perkembangan Kognitif (Piaget)
Perkembangan kognitif terdiri atas perubahan-perubahan terkait usia yang terjadi dalam aktivitas mental. Menurut psikolog Swiss bernama Jean Piaget (1969), intelegensia memungkinkan individu untuk beradaptasi terhadap lingkungan sehingga meningkatkan kemungkinan betahan hidup, dan melalui perilakunya individu membentuk dan mempertahankan keseimbangan. Tahap-tahapnya:
*     Sensorimotor (lahir sampai 2 tahun)
*     Praoperasional (2-7 tahun)
*     Operasional Konkret (7-11 tahun)
*     Operasional Formal (11-15 tahun)
2.      Perkembangan Bahasa
Anak-anak dilahirkan dengan mekanisme dan kemampuan untuk mengembangkan bicara dan keterampilan berbahasa. Akan tetapi lingkungan harus memberikan cara pada mereka untuk mengembangkan kemampuan ini. Laju perkembangan bicara bervariasi untuk setiap anak, dan ini berkaitan langsung dengan kompetensi neurologik dan perkembangan kognitif.
3.      Perkembangan Moral (Kohlberg)
Perkembangan moral dibagi oleh Kohlberg (1968) dalam 3 tingkat utama:
*     Tingkat prakonvensional, sejajar dengan perkembangn kognitif.anak-anak mengintegrasikan label ini hanya sebatas benar-salah, menghindari hukuman dan mematuhi tanpa mempertanyakan siapa yang berkuasa
*     Tingkat konvensional, berkaitan dengan tahap operasional konkret. Anak-anak terfokus pada kepatuhan dan loyalitas. Menghargai pemeliharaan harapan pihak-pihak diluar dirinya.
*     Tingkat pascakonvensional, autonomi, atau prinsip. Individu telah mencapai tahap kognitif operasional formal. Perilaku yang tepat cenderung didefinisikan dari segi hak-hak dan standar umum yang  telah diuji dan disetujui masyarakat.
4.      Perkembangan Spiritual
Anak-anak perlu memiliki arti, tujuan, harapan dalam hidupnya, pengakuan dan pemberian maaf sekalipun pada anak yang masih sangat kecil. Fowler (1974) mengidentifikasi tujuh tahap perkembangan keimanan, yang empat diantaranya berkaitan degnan perkembangan kognitif dan psikososial:
*     Tahap 0: undifferentiated, pada bayi tidak ada konsep benar-salah
*     Tahap 1: intuitive-projective, masa todler, anak meniru perilaku dan mengikuti keyakinan orang tua
*     Tahap 2: mythical-literal, selama usia sekolah, anak menerima ketuhanan dan berdo’a. Mereka bahkan mampu mengartikulasikan keimanan mereka.
*     Tahap 3: synthetic-convention, saat anak mendekati usia remaja, ada kekecewaan bahwa tidak semua do’a segera dijawab
*     Tahap 4: individuating-reflexive, remaja menjadi lebih skeptis dan mulai membandingkan berbagai standar keimanan orang tua mereka dengan orang lain.
C.      PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
Konsep diri adalah cara individu menggambarkan dirinya. Konsep diri meliputi konsep, keyakinan, dan pendirian yang ada dalam pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri yang berpengaruh pada hubungannya dengan orang lain.
1.      Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep dan sikap subjektif yang dimiliki individu terhadap tubuh mereka sendiri. Terdiri atas sifat fisiologis, psikologis, dan sifat sosial tentang diri seseorang. Ketiga sifat ini saling berinteraksi. Citra diri terkadang sangat dipengaruhi oleh pendapat orang lain tentang bagian tubuh tertentu. Pada anak-anak, penyimpangan kecil seperti gigi besar atau jarang dapat menjadi penyimpangan besar.
2.      Harga Diri
Harga diri merupakan nilai yang disematkan individu pada diri sendiri. Harga diri juga merupakan penilaian pribadi dan subjektif tentang makna seseorang yang dipengaruhi oleh penilaian kelompok sosial, lingkungannya, dap persepsi orang tersebut tentang dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri:
*     Temperamen dan kepribadian anak
*     Kemampuan dan kesempatan yang ada untuk menyelesaikan tugas perkembangan sesuai usia
*     Orang terdekat
*     Peran sosial yang diemban dan pengharapan dalam peran tersebut
D.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
1.      Keturunan, terdapat hubungan yang erat antara orang tua dan anak dalam hal karakteristik fisik dan laju pertumbuhan. Kebanyakan karakteristik fisik termsuk pola dan bentuk gambaran, bangun tubuh, dan keganjilan fisik diturunkan dan mempengaruhi cara pertumbuhan dan integrasi anak dengan lingkungannya.
2.      Neuroendokrin, menurut penelitian, terdapat regio di hipotalamik yang bertanggung jawab untuk mempertahankan pola pertumbuhan yang ditetapkan secara genetik. Ada tiga hormon pertumbuhan utama, yaitu hormon pertumbuhan, tiroid, dan androgen. Setiap hormon memiliki pengaruh bermakna dalam pertumbuhan.
3.      Nutrisi, mungkin merupakan satu-satunya pengaruh paling penting pada pertumbuhan. Nutrisi yang adekuat sejak fase pranatal berkaitan erat dengan kesehatan seumur hidup.
4.      Hubungan Interpersonal, hubungan interpersonal dengan orang terdekat yang terganggu akan mengakibatkan deprivasi emosi yang mengakibatkan perlambatan perkembangan. Deprivasi tersembunyi juga dapat terjadi saat pengasuh bayi menunjukkan sikap permusuhan, enggan menyentuh mereka, dan tidak peduli. Bayi mungkin terlihat bebas sari penyakit, tetapi terjadi perlambatan pertumbuhan karena ketidakseimbangan endokrin secara psikologis
5.      Tingkat Sosio Ekonomi, riset menunjukkan anak dengan sosio ekonomi menengah ke atas memiliki tinggi badan yang lebih dari anak dengan sosio ekonomi rendah. Nutrisi mungkin merupakan alasannya, selain mungkin keluarga dengan sosio ekonomi rendah kurang memiliki pengetahuan tentang nutrisi seimbang. Lokasi rumah yang dekat dengan keramaian lalu lintas, kriminalitas, dan kendaraan bermotor membuat kondisi emosi anak-anak yang tinggal di tempat seperti ini seperti anak yang hidup di zona perang.
6.      Penyakit, perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestsi klinis dari sejumlah gangguan herediter seperti dwarfisme. Gangguan metabolisme seperti resisten vitamin D dan penyakit kronis seperti anomali jantung turut mengganggu tumbuh kembang anak.
7.      Bahaya Lingkungan, cedera fisik adalah yang paling sering terjadi. Selain itu, resiko terpapar bahan kimia berbahaya juga sangat besar mengancam anak-anak yang hidup di zaman ini. Bayi yang menginhalasi asap rokok secara pasif akan beresiko mengalami gangguan di tiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya.
8.      Stres pada Masa Kanak-Kanak, stres pada anak berpengaruh besar pasa pertumbuhan psikologis dan fisiologis. Orang tua dan orang yang bekerja dengan anak harus memahami ciri-ciri stres pada anak dan cobalah untuk mendengarkan dan meluangkan waktu yang tidak tergesa-gesa dengan anak. Orang tua harus mampu mambantu anak mengembangkan mekanisme koping agar proporsi koping dan stress tidak berat sebelah
9.      Pengaruh Media Massa, media massa seperti materi bacaan, film, dan televisi dapat memberikan pengaruh yang positif sekaligus negatif. Positif saat anak mengakses media yang edukatif atau didampingi orang tua. Negatif, saat anak mengakses informasi yang tidak sesuai usianya dan tanpa dampingan orang tua. Dan baru-baru ini, internetpun memberi kontribusi atas semua perubahan tumbuh kembang anak saat ini.
E.      KEBUTUHAN DASAR UNTUK TUMBUH KEMBANG
1. Kebutuhan Fisis-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
a. Nutrisi:
·       Sejak anak di dalam rahim, ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi Makanan yang bergizi.
·       Air Susu Ibu (ASI): nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi (terutama pada 6  bulan pertama atau ASI Eksklusif)
·       Menu seimbang: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air
b. Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
c. Kebersihan: meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur: anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini bermanfaat untuk:
·         merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan  protein
·         merangsang pertumbuhan otot dan tulang
·         merangsang perkembangan
e. Pelayanan Kesehatan:
Anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur (bukan kendaraan aja yang perlu diperiksa teratur, anak juga perlu). Contoh pelayanan kesehatan yang teratur pada anak Balita adalah: anak ditimbang minimal 8 kali setahun, dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun dan diberikan kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali setahun yaitu setiap bulan Februari dan Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk:
·         mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang
·         mencegah penyakit
·         memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Anak memerlukan kasih sayang melalui hubungan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya. Memberi kasih sayang akan sangat membantu tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak yang optimal.  Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (usia dini) bahkan sejak anak masih di dalam kandungan, anak mutlak memerlukan ikatan yang menciptakan rasa aman dan nyaman. Untuk itu upayakan agar:
·         anak merasa dilindungi
·         memperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
·         memberi contoh, tidak memaksa
·         membantu, mendorong/memotivasi menghargai pendapat anak
·         mendidik dengan penuh kegembiraan melalui kegiatan bermain
·         melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/hukuman).
3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH): Untuk memperoleh perkembangan yang optimal, anak perlu 'diasah' melalui kegiatan stimulasi dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual.
Dasar perlunya stimulasi dini:
·         milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan dan belum ada hubungan antar sel otak (sinaps)
·         orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
·         bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
·         semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
·         semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas
·         merangsang  otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel
·         inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.
·         - stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti:
·         kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa,
·         kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERMAIN DAN HOSPITALISASI
BERMAIN
F.       BERMAIN DALAM PERKEMBANGAN
Melalui media bermain yang universal anak belajar apa yang tidak diajarkan oelh orang lain kepadanya. Mereka belajar tentang dunia mereka dan bagaimana mereka menghadapi rung, waktu, objek, dan struktur. Mereka belajar bagaimana beradaptasikan diri pada tuntutan sosial, dan mereka belajar tentang proses hidup yang penuh stres.
G.     KLASIFIKASI DAN ISI PERMAINAN
1.      Berdasarkan Isi Permainan
*     Permainan Sosial-Afektif, inti permainan adalah hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya permainan “ciluk ba”
*     Permainan Rasa Senang, menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak, misalnya bermain pasir atau air. Anak susah disuruh berhenti.
*     Permainan Keterampilan, meningkatkan keterampilan anak khususnya motorik kasar dan halus. Contohnya bermain sepeda.
*     Perilaku Unoccupied, Anak tidak memainkan permainan tertentu, tetapi tampak senang dan gembira dengan lngkungannya. Misalnya tampak anak tersenyum, tertawa, memainkan meja dan kursi. Dsb.
*     Permainan Dramatik, anak memainkan peran sebagi orang lain melalui permainannya.
*     Permainan (Games), bermain alat tertentu yang menggunakan skor, misalnya ular tangga, puzzle, congklak.
2.      Berdasarkan Karakter Sosial
*     Onlooker play, anak hanya mengamati teman yang bermain, jadi anak pasif.
*     Solitary play, anak tampak berada dalam kelompok bermain, tetapi anak bermain sendiri dengan mainannya
*     Parallel play, biasanya anak menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak tidak terjadi kontak satu sama lain
*     Associative play, sudah terjadi komunikasi di antara anak-anak, tapi belumada yang memimpin. misalnya bermain masak-masakan.
*     Cooperative play, aturan permainan dalam lebih jelas dan ada pemimpinnya. Misalnya bermain sepak bola.
H.     FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensori Motorik, Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif, Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas, Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial, Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri(Self Awareness), Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral, Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan aturan kelompok.Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi, Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak. Misalnya : marah,takut,benci.
8. Komunikasi, Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran.
I.        FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan,anak sakit→ perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan → lokasi,negara,kultur.
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status social ekonomi
J.        MANFAAT TERAPEUTIK
Bermain memberikan sarana untuk melepaskan diri dari ketegangan dan stress yang dihadapi di lingkungannya. Melalui bermain anak dapat mengkomunikasakan kebutuhan, rasa takut, dan keinginan mereka kepada pengamat yang tidak dapat ekspresikan karena keterbatasan keterampilan bahasa mereka.
K.      TAHAPAN BERMAIN
1. Tahap Eksplorasi. Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap Permainan. Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap permainan.
3. Tahap Bermain Sungguhan. Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap Melamun. Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
L.       KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
1 BULAN
VISUAL : Lihat dengan jarak dekat. Gantungkan benda yang terang dan menyolok
AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam
TAKTIL : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan
KINETIK : Mengayun,naik kereta dorong
2-3 BULAN
VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok .Bawa bayi ke ruangan lain. Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan keluarga.
TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan lembut,gosok dengan lotion/bedak
KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air
4-6 BULAN
VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV. Beri mainan dengan warna terang
AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk
6-9 BULAN
VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.Beri kertas untuk dirobek-robek.
AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh,Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.
TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir. Berenang
KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.
9-12 BULAN
VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai tempat. Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, Kenalkan dengan suara binatang
TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang. Kenalkan dingin,panas dan hangat.
KINETIK : Beri mainan
Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan
• Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
• Buku dengan gambar menarik
• Balon,cangkir dan sendok
• Boneka bayi
• Mainan yang dapat didorong dan ditarik
TODLER ( 2-3 TAHUN )
• Mulai berjalan,memanjat,lari
• Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
• Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu
• Perhatiannya singkat
• Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
• Karakteristik bermain “Paralel Play”
• Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
• Senang musik/irama
Mainan Untuk Toddler
• Mainan yang dapat ditarik dan didorong
• Alat masak
• Malam,lilin
• Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam buku,bola,dram yang dapat dipukul,
krayon,kertas.
PRE-SCHOOL
• Cross motor and fine motors
• Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
• Sangat energik dan imaginative
• Mulai terbentuk perkembangan moral
• Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
• Karakteristik bermain
• Assosiative play
• Dramatic play
• Skill play
• Laki-laki aktif bermain di luar
• Perempuan didalam rumah
Mainan untuk Pre-school
• Peralatan rumah tangga
• Sepeda roda Tiga
• Papan tulis/kapur
• Lilin,boneka,kertas
• Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk
USIA SEKOLAH
§ Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
§ Dapat belajar dengan aturan kelompok
§ Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain.
§ Karakteristik “Cooperative Play”
§ Laki-laki : Mechanical
§ Perrempuan : Mother Role
Mainan untuk Usia Sekolah
6-8 TAHUN
Kartu,boneka,robot,buku,alat olah raga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda.
8-12 TAHUN
Buku,mengumpulkan perangko,uang logam,pekerjaan tangan,kartu,olah raga bersama,sepeda,sepatu roda.
M.    BERMAIN DI RUMAH SAKIT
TUJUAN
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
PRINSIP
1. Tidak banyak energi,singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orang tua.
UPAYA PERAWATAN DLM PELAKSANAAN BERMAIN
1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH :
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat,fasilitas kebijakan RS,kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain.
HOSPITALISASI
N.     FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOPING ANAK
1.Umur dan perkembangan kognitifnya
2.Pengalaman sakit terdahulu
3.Kedekatan anak pada orang tua
4.Lamanya sakit dan seringnya anak dirawat
5.Tipe dan frekwensi tindakan invasif yang dilakukan
6.Tingkat kecemasan orang tua
7.Stres yang dialami anak sebelum di rumah sakit

O.     REAKSI ANAK TERHADAP HOSPITALISASI
1. Masa bayi(0-1 th)
Dampak perpisahan Pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2.Masa todler (2-3 th)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku anak dengan tahapnya.
> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis
> Pengingkaran/ denial
- Mulai menerima perpisahan
- Membina hubungan secara dangkal
- Anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
P.      REAKSI ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI
Q.     Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:
Takut dan cemas,perasaan sedih dan frustasi. Kehilangan anak yang dicintainya:
- Prosedur yang menyakitkan
- Informasi buruk tentang diagnosa medis
- Perawatan yang tidak direncanakan
- Pengalaman perawatan sebelumnya
Perasaan sedih:Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain
Perasaan frustasi:Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak kooperatif,putus asa,menolak tindakan,menginginkan pulang paksa
Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di RS: Marah,cemburu,benci,rasa bersalah

R.      INTERVENSI KEPERAWATAN DALAM MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI
Fokus intervensi keperawatan adalah
- meminimalkan stressor
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit

* Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress
*Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
*Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
*Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
*Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
*Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit

0 komentar:

Posting Komentar

 

Geeni In The Blog Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template