Kamis, 29 November 2012

Wasiat Mahasiswa Semester 7 (ANAK FKEP WAJIB BACA)

2 komentar
Alhamdulillah......, hari ini geni bisa ikut kuliah lagi setelah beberapa hari terbaring sakit. Hari ini kuliah Home Care tentang Home Care dalam Keperawatan Jiwa. Metode belajarnya metode jigsaw gitu, asik banget. Jadi kita di bagi dalam 6 kelompok, tiap kelompok membahas kasus yang berbeda. Terus masing-masing anggota kelompok berhitung untuk mendaparkan nomor punggung -Kuliah atau main bola ni??? hehehehe-. Setelah diskusi kelompok, kita ngirim semacam delegasi gitu ke kelompok lain buat menjelaskan kasusnya kepada kelompok tersebut. Setelah itu, balik ke kelompok masing-masing, diskusi lagi. Terus, bu Dewi, dosen kita nan baik hati itu akan memberikan pertanyaan yang ditujukan kepada nomor punggung tertentu. Ribet????trust me, ini asik banget.....!!
PhotobucketOkeh, karena kita g lagi ngomongin kuliahnya dan metodenya, ge langsung curhat ajah. Setelah kuliah berjalan beberapa waktu, ge mulai menyadari beberapa hal. Jadi, gini, buat mahasiswa keperawatan, khususnya fkep unand, pasti udah tau kalau di semester 7 dan 8 itu ada mata kuliah seperti Home Care, Keperawatan Keluarga, Komunitas, dsb. Alhamdulillah beberapa diantaranya sudah kita jalani, bahkan udah praktek. Sampe sini, ada yang ngeh g????

Baiklah, gege lanjutin. Setelah ge ingat-ingat, semua mata kuliah di atas pada prakteknya banyak mengulik pengetahuan kita di mata kuliah-mata kuliah sebelumnya seperti kep. anak, kep. maternitas, kep. Jiwa, en meni mor. Yang paling greget, kita terkadang harus cepat memutar otak untuk me-recall ingatan kita saat di klinik. Kita diharuskan lagi mengingat berbagai prinsip dalam setiap jenis keperawatan seperti di sebutin tadi.

Mulai terfikirkan banyak hal. Mata kuliah-mata kuliah semester 7, mengharuskan kita banyak berinteraksi dengan keluarga, dengan masyarakat. Sangat jauh berbeda dengan kuliah-kuliah dan praktek klinik sebelum-sebelumnya yang kliennya udah pasti orang-orang yang terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, dengan masalah yang bisa langsung di baca di buku status kesehatannya. Akan tetapi, ketika yang menjadi klien kita adalah keluarga atau masyarakat, situasinya menjadi sangat berbeda. Mulai dari tantangan pertama kali membina hubungan baik, mengkaji, hingga implementasipun, penuh tantangan sebenarnya. Karena dalam mindset kebanyakan masyarakat kita, sakit itu, yang di rawat di rumah sakit atau rutin rawat jalan. Belum lagi waktu yang harus mereka korbankan untuk meladeni kita.

Masalah selanjutnya adalah, ketika kita datang dengan seragam putih-putih, masyarakat tidak akan tahu kita masih kuliah tingkat satu, dua, tiga, atau empat. Mereka hanya tahu, kita adalah orang kesehatan yang jelas tahu tentang semua ilmu kesehatan . Kalau kita kembali fokus ke judul kita, maka tantangannya adalah dalam setiap keluarga biasanya ada lansia, anak-anak, bayi, ibu hamil, atau orang dewasa dengan berbagai masalah kesehatan, bahkan masalah kesehatan mental. Maka dalam praktek klinik-praktek klinik di tahun akhir, pengetahuan kita tentang berbagai cabang ilmu keperawatan seolah digali dalam-dalam hingga kadang sampai ke dasarnya. Masayarakat atau keluarga yang menjadi klien kita akan bertanya ini itu pada kita. Dan jelas itu akan memaksa kita membuka semua folder di otak kita, mulai dari Keperawatan Dasar, Anak, Medikal Bedah, Gawat Darurat, Maternitas, dan sebagainya.

Ini membuat ge berfikir lagi. Bagaimana jika pengetahuan kita yang akan digali dalam-dalam itu ternyata tidak cukup dalam???? Bagaimana jika isi dari folder-folder otak kita yang akan kita buka itu tidak lengkap??? atau yang lebih parah, isinya salah????? Sadar atau tidak, ini bukan perkara kecil. Satu saja kesalahan yang kita lakukan, dapat berdampak buruk bagi kesehatan klien kita, bahkan lebih parah lagi, bagi jiwa klien kita. Lebih dari itu, kita bukanlah profesi yang hanya memandang mereka, klien kita sebagai rangkaian sistem organ yang ketika ada sistem organ atau organ yang terganggu, kita hanya mengatasi gangguan itu. Kita adalah profesi yang memandang mereka dengan utuh. BIOPSIKOSOSIOKULTURALRELIGI. Kita berusaha agar mereka mencapai derajat kesehatan setinggi tingginya, memaksimalkan potensi, atau meninggal dengan damai dan bermartabat. Bagaimana kita akan mewujudkan semua ini jika folder kita tak cukup padat????

Banyak mungkin di antara kita pada tahun pertama kuliah yang masih galau untuk kuliah di keperawatan. wajar sebenarnya. Tapi ketika kemudian kita jadi g serius atau g total menjalani perkuliahan ini, dan lebih parah lagi ini berlanjut sampai semester-semester berikutnya, folder-folder kita g akan terisi penuh. Yang akan kita gali juga tak akan bisa terlalu dalam. Ya, kita semua punya cita-cita dan keinginan. Tetapi Alloh selalu punya rencana terbaik buat kita, karena Dia lebih mencintai kita dibanding diri kita sendiri, Dia Maha Tahu akan apa yang terjadi di masa datang, dan Dia selalu ingin kita kembali padaNya dalam kondisi terbaik. Maka tak ada jalan lain selain Totalitas atau Cari Jurusan lain sesuai cita-cita.

Tapi tak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Ketika masih belum wisuda dan memasuki jenjang profesi ners, kita masih punya banyak kesempatan untuk belajar lagi. Lebih banyak membaca, mempertajam analisa,  mengasah keterampilan motorik, dan yang lebih penting, melatih caring agar selalu melekat dalam jiwa kita. Masih luas waktu dan kesempatan yang kita punya. Masih banyak teman, senior, dan dosen yang bisa kita jadikan tempat bertanya. Maka ingatlah satu hal, bahwa akan ada suatu hari, ketika klien kita akan menatap mata kita dengan berkaca-kaca, sambil berkata "Terima kasih, bu/pak. Sudah merawat anak saya dengan penuh perhatian. Ketika ibu/bpk bertanya kabar saya dan anak saya dengan penuh perhatian, dan melakukan berbagai cara untuk merawat anak saya, rasanya duka saya hilang begitu saja, saya kembali memiliki harapan bahwa anak saya akan sadar kembali. Dan sekarang dia sudah sadar, bu. Sudah memanggil nama saya lagi. Allah sajalah bu...yang bisa membalas kebaikan ibu, saya cuma bisa terima kasih dan mendo'akankebaikan utnuk ibu "

Ketika ada yang mengucapkan itu pada kita, percayalah, kita akan merasa bergitu dekat dengan Allah. Hingga rasanya, tak akan pernah ada cukup uang untuk menilai perasaan kita hari itu.........,

Rabu, 28 November 2012

Belajar Dari Laba-Laba

0 komentar
Kemarin malam ge main-main ke kamar kosnya Dewi dan Ayu. Ceritanya, malam itu masih sakit, jadi pengen ngumpul-ngumpul biar g sumpek terus-terusan berbaring di kamar. Mulanya cerita-cerita, setelah kehabisan bahan, kita semua sibuk sendiri-sendiri. Tiba-tiba ge melihat ada laba-laba di dinding yang kayaknya mau makan belalang kecil yang udah mati (sepertinya si...). Tapi ge mikir, bneran mau di makan? Photobucket liat aja gambarnya nih,

Keliatan kan???? perbedaan ukuran tubuh di antara mereka? yang laba-laba kecil imut -yang panjang kakinya doang- sementara yang belalang, badannya ada sekitar 4 atau 5 kali ukuran tubuh si laba-laba. Sempat juga terfikirkan, jangan-jangan si laba-laba lagi pura-pura nangkap belalang, biar di kira perkasa gitu....., padahal laba-labanya udah mati -Plis ya, miapah cobaaa....,

Alright, g makan waktu lama, ge nemuin jawabannya. Ternyata, laba-laba punya cara untuk memakan mangsanya. Jadi, caranya, mangsa yang udah nyangkut di sarangnya yang mirip jaring-jaring itu, -Bahasa Englandnya Lawa-lawa- di lilit dengan semacam benag tipis halus yang di produksi oleh tubuh laba-laba itu. Ya...., kita sebut aja air liurnya ya..., mohon maaf kalo salah, bukan anak biologi,si,,,,hehehehhehe. Mangsanya jadi terlilit dan g bisa bergerak, kira-kira kayak gini hasilnya,

Maafkan jikalau gambar kurang mantaph, maklum......, buru-buru.

Ngeliat ini, cuma bisa bilang Subhanallohhh....., Alloh selalu punya ke-Maha Kuasaan untuk setiap makhluknya. Bayangin aja, laba-laba yang badannya kecil seperti itu saja bisa membuat benang yang halus tapi cukup kuat untuk membuat mangsanya yang punya bobot beberapa kali lipat lebih berat dibanding bobot tubuhnya sendiri. Benang-benang yang cukup kuat untuk menahan mangsanya tetap tergantung melawan gravitasi. Ini juga bukti bahwa selagi makhluk hidup bernafas, selalu ada rezeki untuknya. Coba pikirkan, miaaappppahhhh......, ada belalang tiba-tiba masuk kamar???

Dari laba-laba ini ge juga melihat satu hikmah. Benang yang dihasilkan laba-laba itu ketika keluar dari mulutnya, -bener mulutnya  g sih???- sama sekali g keliatan. Tapi si laba-laba terus membuat benang sampai mangsanya nyaris tertutup sempurna. Butuh waktu cukup lama juga. Tapi Laba-laba tidak berhenti, dia terus berusaha membungkus mangsanya hingga nyaris tertutup semua. Ya, semua g bisa kita dapatkan secara instan tanpa usaha keras. Kitaharus tetap konsisten dengan usaha kita. Jangan pernah berhenti. Pada akhirnya, jika kita tekun, konsisten, kita akan sampai pada apa yang kita inginkan.

Banyak sebenarnya yang dapat kita pelajari, kita hanya perlu sedikit melihat lebih dalam.......,

Senin, 26 November 2012

Yang Tak Perlu Ditertawakan

0 komentar
Ada seorang teman bercerita tentang apa yang dia lihat beberapa minggu yang lalu. Ketika itu ada sebuah rapat kecil yang diadakan oleh sekelompok mahasiswa, sepertinya mereka akan mengadakan sebuah acara. Salah seorang dari mereka kemudian mengusulkan seperti ini "Teman-teman, sebelum mulai rapatnya, yuk kita baca Alqur'an dulu, dikit aja....,". Sampai di sini, sepertinya tidak ada yang salah. Namun yang mengejutkan justru reaksi dari peserta rapat yang lain. Ada yang berkata "Ah, g usah, ini waktunya mepet banget". Bahkan ada yang berkata "Hei, ustadz fulan, ini bukan pengajian, tapi kita mau rapat, kalau mau ngaji ntar aja di masjid, udah mulai aja". Lalu terdengar beberapa orang yang tertawa demi mendengar komentar yang terakhir ini...,

Rasanya, kejadian seperti ini bukan yang pertama dilihat atau didengar. Tanpa bermaksud untuk menyudutkan orang lain atau profesi apapun, sering kita melihat penumpang angkot atau supir angkot yang tertawa dikulum ketika melihat Ibu-ibu paruh baya yang berkali-kali mengucapkan asma Allah ketika angkot terlalu kencang, atau ketika ibu-ibu ini kesulitan untuk naik atau turun angkot.

Juga Plesetan-plesetan seperti Assalamu'alaikum wr wb menjadi AssalamuILoveU dan berbagai plesetannya. Atau seperti MasyaAllah yang berubah menjadi masaoloh, dan sebagainya. Atau juga bahan olok-olok seperti: "Wah, kalau si fulanah sih ngucapnya Subhanallah, Alhamdulillah...,g kayak kita, kalo kaget yang di bilang ****** , hahahaha" dan lain sebagainya.

Kita berbaik sangka saja, mungkin mereka-mereka ini bermaksud untuk bercanda. Tetapi tetap saja, KALIMAT ALLAH BUKAN UNTUK BAHAN OLOK-OLOK ATAU BERCANDA. Bukannya kaku, akan tetapi, bagaimana mungkin, Allah dengan segala keMahaanNya bisa menjadi bahan candaan buat kita yang disisi Allah thu g lebih dari butiran debu -lebih kecil daripada sarok-sarok kuaci-yang benar-benar tergantung nasibnya pada Allah. Gimana mungkin, Allah yang mengizinkan kita menghirup udara dengan bebas, hingga bisa hidup dan beraktivitas, menjadi bahan candaan????

Lalu kejadian seperti cerita rapat di atas. Kenapa sih usul seperti itu harus ditertawakan??? teman itu hanya berusaha mengingatkan kita yang mungkin lupa. kan sesama muslim bersaudara, ada hadistnya lho...., ada gambarnya pula ^_^

Lagipula, coba dipikir-pikir lagi. Kita hidup di dunia ini mau ngapain sih, selain mengaharap Ridho dan CintaNya Allah. Mau rapat seribu kali juga kalo Allah g ridho, acara yang di angkatkan pasti ga baik. Entah itu jalan acaranya, efek dari acaranya, dan sebagainya. Dan maksud dari mahasiswa yang mengusulkan untuk membaca Alquran tadi, jelas supaya Allah Ridho dengan rapat mereka, dengan usaha mereka.
Trus balik lagi ke masalah plesetan. Lebih dari itu, ketika kita juga ikut-ikutan menggunakan plesetan-plesetan itu, sadar atau g sadar, kita sudah mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dan jika berdosa, dosanya mirip sistem MLM (Multi Level Marketing). Makin banyak yang menggunakan plesetan, makin banyak dosa, hiiiiiiiii ngeri g tuh??
Photobucket

 ngeri lahh..... dosa yang g bersistem MLM aja udah banyak.


Ya...., selain itu, saia sendiri merasa miris. Bisa-bisanya sesama muslim mentertawakan saudaranya cuma karena diajak baca Alquran.Yang paling miris dan menyakitkan lagi, terkadang ada yang berusaha menggagalkan usaha saudaranya untuk berdakwah. Secara langsung maupun g langsung. Padahal, Muslim itu kan bersaudara, Muslim itu seperti satu tubuh. Yang sakit kepala, tapi perut juga ikutan sakit.

Banyak hal yang di anggap biasa, tapi efeknya luar biasa buruk. g semua yang biasa terjadi dan banyak terjadi itu benar. Kita mungkin g bisa untuk menghentikan orang-orang dari tindakan-tindakan di atas, tapi setidaknya, kita sendiri, dengan mengajak orang-orang terdekat kita, bisa segera menghindari perbuatan-perbuatan di atas.

ReEnergizing Moment

0 komentar
Dear blog...(hanndeeeehhhh, kok jadi alay ala remaja galau seeee???)
Ada banyak momen dalam hidup kita. Ada yang kita sadari maknanya, ada yang nggak. Tapi buat geni sendiri, banyak yang baru disadari maknanya setelah momen itu berjalan beberapa waktu, ini contohnya,

Semua kita pasti pernah sakit. dan jujur, geni sering sakit, tapi biasanya g lama, sehari juga udah sembuh (makanya kadang g berasa, hehehehe). Tapi kali ini berbeda. Sebenarnya udah satu minggu ini geni merasa g enak badan. Tapi g mungkin juga buat leyeh-leyeh di kasur, karena tugas preklinik masih banyak. Akhirnya, Paracetamol yang jadi andalan selama beberapa hari. Puncaknya, kemarin ge demam tinggi, udah minum ini itu, makan ini itu, tapi panasnya g turun-turun. Malah semakin panas dan lemas. Bahkan untuk duduk saja rasanya tak sanggup. Ingin rasanya pulang ke rumah, tapi melihat mama yang mudah cemas, rasanya jadi makin stres. Ingin juga rasanya pergi ke Rumah Sakit, tapi geni takut dengan jarum suntik -iya, saia perawat, trus kenapah kalau saia takut disuntik??? udah, terusin aja bacanya-

Setelah beberapa jam mengeluh dalam hati kepada Allah, ge mulai berfikir. Tepatnya terfikirkan banyak hal. Misalnya, tiba-tiba ge ingat semua cita-cita dan keinginan yang pernah ge tulis dalam DREAM BOOK yang ge tulis di awal-awal kuliah dulu.Dan membuat ge sadar, bahwa selama ini ge masih terlalu nyantai. Ada banyak pengalihan yang membuat ge tidak menempuh jalan yang ge rencanakan. Tapi ge yakin, Ketika kita menolong agama Allah, dan mengorbankan banyak hal di dalamnya, Maka Allah akan memberikan segalanya untuk kita, lebih dari itu, Allah akan memberikan Ridho dan cintaNya, yang jelas lebih penting dari apapun.

Trus ge juga ingat wajah mama saat pertama kali ge di rawat di rumah sakit. Waktu itu ge masih kelas 1 SD, dan waktu itu juga papa g da di rumah karena lagi ada kerjaan di luar kota. Kebayang g sih, wajah ibu-ibu yang g pernah kenal dengan yang namanya rawat inap dan segala tetek bengeknya. ibu-ibu yang cuma tau penyakit demam, pilek, polio,cacar, dan kejang. Ibu-ibu yang kaget pas liat anaknya megap-megap g bisa nafas. Ibu-ibu yang cuma bisa ngeliat sambil berurai air mata melihat anaknya ditusuk sana sini, dipasangin selang ini itu. Itulah profil mama yang dulu

Semua itu bikin ge jadi kangen mama. Bikin ge sadar, bahwa I have not done anything buat mama dan papa. Ingatan ge jadi kemana-mana setelah itu. Ge yang kadang g pulang karena ada amanah yang harus ge selesaikan. Ya, amanah memang akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Tapi dalam sakit ini gejadi merasa bersalah ketika mama tanya, "Geni pulang???" dan jawaban ge adalah "g kayaknya ma, ada acara ma," Ge baru sadar, bahwa pertanyaan itu lebih bermaksud menyuruh pulang, hanya saja mama tidak mampu mengungkapkannya. Dan ge sering lupa, bahwa terkadang mereka butuh untuk menatap wajah ge, sebagai pelepas rindu mereka sama abang yang udah ninggalin kita selama 8 tahun.

Jelas tidak semua bisa mengerti. Tapi ge sudah memutuskan, mulai hari ini, akan lebih banyak meluangkan waktu buat mama dan papa. Dalam sakit ini banyak hal yang terfikirkan. Semua kemudian jadi semacam energi baru buat ge. Maka sebenarnya, sakit bukanlah momen yang buruk, justru bisa menjadi ReEnergizing Moment. Semua tergantung kita, ingin belajar dari yang tidak tampak, atau diam saja sambil mengeluh.......

Sabtu, 24 November 2012

Pengendara BA 9963 (kalo ga salah) yang Baik Hati

0 komentar
Ini sebenarnya udah diposting di fb bulan Oktober lalu, tapi karena masih keingat2, y udah, posting lagi, hehehehehehe......................


Hari ini saia bertemu seseorang yang membuat saia merasa senang, terharu, dan sedih sekaligus. Okeh, begini ceritanya
Mungkin g banyak yang tahu di mana lokasi  Fakultas Keperawatan (Fkep)  UNAND. Buktinya, teman-teman KKN yang notabene lebih lama menghuni bukit karimuntiang nan gagah itu kaget pas tahu bahwa Fkep UNAND berlokasi di limau manis T_T. Ya, mungkin karena letaknya yang agak “tasuruak” dan jarang dijamah bus kampus, kecuali kalau kebetulan ada mahasiswa Fkep yang naik bus and ngomong “Tolong lewat keperawatan ya, pak” sama supir busnya.
Letak yang agak “Tasuruak” dan jarang dijamah bus kampus ini lah yang sering harus membuat saia dan teman-teman Fkep yang pejalan kaki berjalan jauh dari Fakultas Hukum (FH) atau dari Mesjid Nuru Ilmi untuk mencapai Kampus, atau berjalan dari arah sebaliknya saat pulang dari kampus (Bus Kampus sangat amat jarang lewat depan Fkep). Hujan, Panas, kami tetap berjalan kaki, sambil berharap bus kampus lewat (harapan yang sering berbuah kecewa).
Sama seperti sore tadi, saat saia harus menghadiri rapat di kampus pada sore hari, dimana bus kampus sudah sepi dan terpaksa naik angkot dari pasar baru dan berjalan kaki dari FH. Hujan yang mengguyur saia tembus dengan payung warni-warni andalan saia. Saia hanya menatap iri pada mahasiswa yang lalu lalang dengan motornya. Teringat nasib saia yang masih belum mengantongi  SIM versi mama papa, meski SIM versi polisi udah lebih dari 4 tahun saia miliki. Dan berjalanlah saia dengan tergesa-gesa menembus hujan.
Beberapa meter menjelang gerbang Fkep, tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti tepat di sebelah saya. Mahasiswa ini kemudian tersenyum dan bertanya “Perlu tebengan? Yuk, saia juga mau ke bawah” Subhanallah...., saia kaget, tapi Alhamdulillah dengan refleks saya jawab “eh, g, udah dekat, ini Cuma mau ke Fkep ini aja kok, makasih ya......”. mahasiswa tadi langsung tersenyum dan pergi. Subhanallah.........,  saia senang dan terharu sekaligus. Ternyata masih ada orang yang begitu baik dan bersih hatinya. Bagaimana tidak, dari sekian orang yang lalu lalang dengan sepeda motor, hanya dia yang menghampiri saia. Kita bahkan tidak saling kenal, saia sama sekali tidak tahu namanya, jurusannya, atau angkatannya. Kami yang berjalan kaki sering berharap ada teman-teman yang berbaik hati memberi tumpangan di tengah terik matahari atau hujan, namun sejauh ini, hanya dua tiga kali saja harapan ini menjadi kenyataan. Saia juga merasa sedih, kenapa hanya Fkep yang jarang dilewati bus kampus. Sedih karena orang lain merasa kasihan melihat saia.
Mungkin bagi sebagian orang, ini bukanlah hal yang besar. Tapi bagi saia, yang mudah sakit jika kelelahan berjalan kaki, yang selama 4 tahun memohon izin orang tua untuk membawa sepeda motor namun tak mendapatkannya karena alasan traumatik orang tua, peristiwa ini sungguh menyentuh hati. Mahasiswa ini membuat saia semakin bertekad, suatu hari jika akhirnya saia diberi izin membawa sepeda motor, saia akan melakukan hal yang sama seperti yang mahasiswa tadi lakukan.
Terima kasih mahasiswa BA 9963, saia bahkan kurang hafal plat motor kamu. Tapi semoga Allah memudahkan segala urusan kamu, memberikan hidayah padamu, dan menjadikan kamu termasuk orang-orang yang istiqomah. Semoga niat baikmu tadi menjadi amal mulia di sisi Allah

Jumat, 23 November 2012

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN FUNGSI MENTAL

0 komentar


A.     DASAR TEORITIK PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
1.      Perkembangan Psikoseksual Freud
Sigmund freud, tokoh analisa perkembangan psikoseksual ini mengganggap insting seksual sebagai sesuatu yang signifikan dalam perkembangan kepribadian. Istilah psikoseksual yang digunakannya bermakna kesenangan sensual. Freud meyakini bahwa selama masa kanak-kanak setiap bagian tubuh tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan. Masih menurut Freud, semua perilaku manusia digerakkan oleh kekuatan psikodinamik, dan energi fisik yang dikenal sebagai id, ego, dan super ego.
2.      Perkembangan Psikososial Erikson
Teori perkembangan psikososial yang dkemukakan Erikson lebih menekankan pada kepribadian yang sehat, bertentangan dengan pendekatan patologik. Setiap tahap psikososial mempunyai 2 komponen-aspek menyenangkan dan tidak menyenangkan dari konflik inti-dan perkembangan ke tahap selanjutnya bergantung pada penyelesaian konflik ini.

B.      DASAR TEORITIK PERKEMBANGAN MENTAL
1.      Perkembangan Kognitif (Piaget)
Perkembangan kognitif terdiri atas perubahan-perubahan terkait usia yang terjadi dalam aktivitas mental. Menurut psikolog Swiss bernama Jean Piaget (1969), intelegensia memungkinkan individu untuk beradaptasi terhadap lingkungan sehingga meningkatkan kemungkinan betahan hidup, dan melalui perilakunya individu membentuk dan mempertahankan keseimbangan. Tahap-tahapnya:
*     Sensorimotor (lahir sampai 2 tahun)
*     Praoperasional (2-7 tahun)
*     Operasional Konkret (7-11 tahun)
*     Operasional Formal (11-15 tahun)
2.      Perkembangan Bahasa
Anak-anak dilahirkan dengan mekanisme dan kemampuan untuk mengembangkan bicara dan keterampilan berbahasa. Akan tetapi lingkungan harus memberikan cara pada mereka untuk mengembangkan kemampuan ini. Laju perkembangan bicara bervariasi untuk setiap anak, dan ini berkaitan langsung dengan kompetensi neurologik dan perkembangan kognitif.
3.      Perkembangan Moral (Kohlberg)
Perkembangan moral dibagi oleh Kohlberg (1968) dalam 3 tingkat utama:
*     Tingkat prakonvensional, sejajar dengan perkembangn kognitif.anak-anak mengintegrasikan label ini hanya sebatas benar-salah, menghindari hukuman dan mematuhi tanpa mempertanyakan siapa yang berkuasa
*     Tingkat konvensional, berkaitan dengan tahap operasional konkret. Anak-anak terfokus pada kepatuhan dan loyalitas. Menghargai pemeliharaan harapan pihak-pihak diluar dirinya.
*     Tingkat pascakonvensional, autonomi, atau prinsip. Individu telah mencapai tahap kognitif operasional formal. Perilaku yang tepat cenderung didefinisikan dari segi hak-hak dan standar umum yang  telah diuji dan disetujui masyarakat.
4.      Perkembangan Spiritual
Anak-anak perlu memiliki arti, tujuan, harapan dalam hidupnya, pengakuan dan pemberian maaf sekalipun pada anak yang masih sangat kecil. Fowler (1974) mengidentifikasi tujuh tahap perkembangan keimanan, yang empat diantaranya berkaitan degnan perkembangan kognitif dan psikososial:
*     Tahap 0: undifferentiated, pada bayi tidak ada konsep benar-salah
*     Tahap 1: intuitive-projective, masa todler, anak meniru perilaku dan mengikuti keyakinan orang tua
*     Tahap 2: mythical-literal, selama usia sekolah, anak menerima ketuhanan dan berdo’a. Mereka bahkan mampu mengartikulasikan keimanan mereka.
*     Tahap 3: synthetic-convention, saat anak mendekati usia remaja, ada kekecewaan bahwa tidak semua do’a segera dijawab
*     Tahap 4: individuating-reflexive, remaja menjadi lebih skeptis dan mulai membandingkan berbagai standar keimanan orang tua mereka dengan orang lain.
C.      PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
Konsep diri adalah cara individu menggambarkan dirinya. Konsep diri meliputi konsep, keyakinan, dan pendirian yang ada dalam pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri yang berpengaruh pada hubungannya dengan orang lain.
1.      Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep dan sikap subjektif yang dimiliki individu terhadap tubuh mereka sendiri. Terdiri atas sifat fisiologis, psikologis, dan sifat sosial tentang diri seseorang. Ketiga sifat ini saling berinteraksi. Citra diri terkadang sangat dipengaruhi oleh pendapat orang lain tentang bagian tubuh tertentu. Pada anak-anak, penyimpangan kecil seperti gigi besar atau jarang dapat menjadi penyimpangan besar.
2.      Harga Diri
Harga diri merupakan nilai yang disematkan individu pada diri sendiri. Harga diri juga merupakan penilaian pribadi dan subjektif tentang makna seseorang yang dipengaruhi oleh penilaian kelompok sosial, lingkungannya, dap persepsi orang tersebut tentang dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri:
*     Temperamen dan kepribadian anak
*     Kemampuan dan kesempatan yang ada untuk menyelesaikan tugas perkembangan sesuai usia
*     Orang terdekat
*     Peran sosial yang diemban dan pengharapan dalam peran tersebut
D.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
1.      Keturunan, terdapat hubungan yang erat antara orang tua dan anak dalam hal karakteristik fisik dan laju pertumbuhan. Kebanyakan karakteristik fisik termsuk pola dan bentuk gambaran, bangun tubuh, dan keganjilan fisik diturunkan dan mempengaruhi cara pertumbuhan dan integrasi anak dengan lingkungannya.
2.      Neuroendokrin, menurut penelitian, terdapat regio di hipotalamik yang bertanggung jawab untuk mempertahankan pola pertumbuhan yang ditetapkan secara genetik. Ada tiga hormon pertumbuhan utama, yaitu hormon pertumbuhan, tiroid, dan androgen. Setiap hormon memiliki pengaruh bermakna dalam pertumbuhan.
3.      Nutrisi, mungkin merupakan satu-satunya pengaruh paling penting pada pertumbuhan. Nutrisi yang adekuat sejak fase pranatal berkaitan erat dengan kesehatan seumur hidup.
4.      Hubungan Interpersonal, hubungan interpersonal dengan orang terdekat yang terganggu akan mengakibatkan deprivasi emosi yang mengakibatkan perlambatan perkembangan. Deprivasi tersembunyi juga dapat terjadi saat pengasuh bayi menunjukkan sikap permusuhan, enggan menyentuh mereka, dan tidak peduli. Bayi mungkin terlihat bebas sari penyakit, tetapi terjadi perlambatan pertumbuhan karena ketidakseimbangan endokrin secara psikologis
5.      Tingkat Sosio Ekonomi, riset menunjukkan anak dengan sosio ekonomi menengah ke atas memiliki tinggi badan yang lebih dari anak dengan sosio ekonomi rendah. Nutrisi mungkin merupakan alasannya, selain mungkin keluarga dengan sosio ekonomi rendah kurang memiliki pengetahuan tentang nutrisi seimbang. Lokasi rumah yang dekat dengan keramaian lalu lintas, kriminalitas, dan kendaraan bermotor membuat kondisi emosi anak-anak yang tinggal di tempat seperti ini seperti anak yang hidup di zona perang.
6.      Penyakit, perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestsi klinis dari sejumlah gangguan herediter seperti dwarfisme. Gangguan metabolisme seperti resisten vitamin D dan penyakit kronis seperti anomali jantung turut mengganggu tumbuh kembang anak.
7.      Bahaya Lingkungan, cedera fisik adalah yang paling sering terjadi. Selain itu, resiko terpapar bahan kimia berbahaya juga sangat besar mengancam anak-anak yang hidup di zaman ini. Bayi yang menginhalasi asap rokok secara pasif akan beresiko mengalami gangguan di tiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya.
8.      Stres pada Masa Kanak-Kanak, stres pada anak berpengaruh besar pasa pertumbuhan psikologis dan fisiologis. Orang tua dan orang yang bekerja dengan anak harus memahami ciri-ciri stres pada anak dan cobalah untuk mendengarkan dan meluangkan waktu yang tidak tergesa-gesa dengan anak. Orang tua harus mampu mambantu anak mengembangkan mekanisme koping agar proporsi koping dan stress tidak berat sebelah
9.      Pengaruh Media Massa, media massa seperti materi bacaan, film, dan televisi dapat memberikan pengaruh yang positif sekaligus negatif. Positif saat anak mengakses media yang edukatif atau didampingi orang tua. Negatif, saat anak mengakses informasi yang tidak sesuai usianya dan tanpa dampingan orang tua. Dan baru-baru ini, internetpun memberi kontribusi atas semua perubahan tumbuh kembang anak saat ini.
E.      KEBUTUHAN DASAR UNTUK TUMBUH KEMBANG
1. Kebutuhan Fisis-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
a. Nutrisi:
·       Sejak anak di dalam rahim, ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi Makanan yang bergizi.
·       Air Susu Ibu (ASI): nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi (terutama pada 6  bulan pertama atau ASI Eksklusif)
·       Menu seimbang: protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air
b. Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
c. Kebersihan: meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur: anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini bermanfaat untuk:
·         merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan  protein
·         merangsang pertumbuhan otot dan tulang
·         merangsang perkembangan
e. Pelayanan Kesehatan:
Anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur (bukan kendaraan aja yang perlu diperiksa teratur, anak juga perlu). Contoh pelayanan kesehatan yang teratur pada anak Balita adalah: anak ditimbang minimal 8 kali setahun, dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun dan diberikan kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali setahun yaitu setiap bulan Februari dan Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk:
·         mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang
·         mencegah penyakit
·         memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Anak memerlukan kasih sayang melalui hubungan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya. Memberi kasih sayang akan sangat membantu tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak yang optimal.  Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (usia dini) bahkan sejak anak masih di dalam kandungan, anak mutlak memerlukan ikatan yang menciptakan rasa aman dan nyaman. Untuk itu upayakan agar:
·         anak merasa dilindungi
·         memperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
·         memberi contoh, tidak memaksa
·         membantu, mendorong/memotivasi menghargai pendapat anak
·         mendidik dengan penuh kegembiraan melalui kegiatan bermain
·         melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/hukuman).
3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH): Untuk memperoleh perkembangan yang optimal, anak perlu 'diasah' melalui kegiatan stimulasi dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual.
Dasar perlunya stimulasi dini:
·         milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan dan belum ada hubungan antar sel otak (sinaps)
·         orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
·         bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
·         semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
·         semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas
·         merangsang  otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel
·         inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.
·         - stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti:
·         kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa,
·         kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERMAIN DAN HOSPITALISASI
BERMAIN
F.       BERMAIN DALAM PERKEMBANGAN
Melalui media bermain yang universal anak belajar apa yang tidak diajarkan oelh orang lain kepadanya. Mereka belajar tentang dunia mereka dan bagaimana mereka menghadapi rung, waktu, objek, dan struktur. Mereka belajar bagaimana beradaptasikan diri pada tuntutan sosial, dan mereka belajar tentang proses hidup yang penuh stres.
G.     KLASIFIKASI DAN ISI PERMAINAN
1.      Berdasarkan Isi Permainan
*     Permainan Sosial-Afektif, inti permainan adalah hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya permainan “ciluk ba”
*     Permainan Rasa Senang, menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak, misalnya bermain pasir atau air. Anak susah disuruh berhenti.
*     Permainan Keterampilan, meningkatkan keterampilan anak khususnya motorik kasar dan halus. Contohnya bermain sepeda.
*     Perilaku Unoccupied, Anak tidak memainkan permainan tertentu, tetapi tampak senang dan gembira dengan lngkungannya. Misalnya tampak anak tersenyum, tertawa, memainkan meja dan kursi. Dsb.
*     Permainan Dramatik, anak memainkan peran sebagi orang lain melalui permainannya.
*     Permainan (Games), bermain alat tertentu yang menggunakan skor, misalnya ular tangga, puzzle, congklak.
2.      Berdasarkan Karakter Sosial
*     Onlooker play, anak hanya mengamati teman yang bermain, jadi anak pasif.
*     Solitary play, anak tampak berada dalam kelompok bermain, tetapi anak bermain sendiri dengan mainannya
*     Parallel play, biasanya anak menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak tidak terjadi kontak satu sama lain
*     Associative play, sudah terjadi komunikasi di antara anak-anak, tapi belumada yang memimpin. misalnya bermain masak-masakan.
*     Cooperative play, aturan permainan dalam lebih jelas dan ada pemimpinnya. Misalnya bermain sepak bola.
H.     FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensori Motorik, Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif, Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas, Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial, Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri(Self Awareness), Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral, Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan aturan kelompok.Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi, Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak. Misalnya : marah,takut,benci.
8. Komunikasi, Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran.
I.        FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan,anak sakit→ perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan → lokasi,negara,kultur.
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status social ekonomi
J.        MANFAAT TERAPEUTIK
Bermain memberikan sarana untuk melepaskan diri dari ketegangan dan stress yang dihadapi di lingkungannya. Melalui bermain anak dapat mengkomunikasakan kebutuhan, rasa takut, dan keinginan mereka kepada pengamat yang tidak dapat ekspresikan karena keterbatasan keterampilan bahasa mereka.
K.      TAHAPAN BERMAIN
1. Tahap Eksplorasi. Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap Permainan. Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap permainan.
3. Tahap Bermain Sungguhan. Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap Melamun. Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
L.       KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN
1 BULAN
VISUAL : Lihat dengan jarak dekat. Gantungkan benda yang terang dan menyolok
AUDITORI : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam
TAKTIL : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan
KINETIK : Mengayun,naik kereta dorong
2-3 BULAN
VISUAL : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok .Bawa bayi ke ruangan lain. Letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
AUDITORI : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan keluarga.
TAKTIL : Memandikan ,mengganti popok,menyisir rambut dengan lembut,gosok dengan lotion/bedak
KINETIK : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air
4-6 BULAN
VISUAL : Bermain cermin,anak nonton TV. Beri mainan dengan warna terang
AUDITORI : Anak bicara,ulangi suara yang dibuat,panggil nama,Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
TAKTIL : Beri mainan lembut/kasar,mandi cemplung/cebur
KINETIK : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk
6-9 BULAN
VISUAL : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.Beri kertas untuk dirobek-robek.
AUDITORI : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh,Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.
TAKTIL : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir. Berenang
KINETIK : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.
9-12 BULAN
VISUAL : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak pergi ke berbagai tempat. Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
AUDITORI : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, Kenalkan dengan suara binatang
TAKTIL : Beri makanan yang dapat dipegang. Kenalkan dingin,panas dan hangat.
KINETIK : Beri mainan
Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan
• Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
• Buku dengan gambar menarik
• Balon,cangkir dan sendok
• Boneka bayi
• Mainan yang dapat didorong dan ditarik
TODLER ( 2-3 TAHUN )
• Mulai berjalan,memanjat,lari
• Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
• Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu
• Perhatiannya singkat
• Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
• Karakteristik bermain “Paralel Play”
• Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
• Senang musik/irama
Mainan Untuk Toddler
• Mainan yang dapat ditarik dan didorong
• Alat masak
• Malam,lilin
• Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam buku,bola,dram yang dapat dipukul,
krayon,kertas.
PRE-SCHOOL
• Cross motor and fine motors
• Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
• Sangat energik dan imaginative
• Mulai terbentuk perkembangan moral
• Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
• Karakteristik bermain
• Assosiative play
• Dramatic play
• Skill play
• Laki-laki aktif bermain di luar
• Perempuan didalam rumah
Mainan untuk Pre-school
• Peralatan rumah tangga
• Sepeda roda Tiga
• Papan tulis/kapur
• Lilin,boneka,kertas
• Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk
USIA SEKOLAH
§ Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
§ Dapat belajar dengan aturan kelompok
§ Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain.
§ Karakteristik “Cooperative Play”
§ Laki-laki : Mechanical
§ Perrempuan : Mother Role
Mainan untuk Usia Sekolah
6-8 TAHUN
Kartu,boneka,robot,buku,alat olah raga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda.
8-12 TAHUN
Buku,mengumpulkan perangko,uang logam,pekerjaan tangan,kartu,olah raga bersama,sepeda,sepatu roda.
M.    BERMAIN DI RUMAH SAKIT
TUJUAN
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
PRINSIP
1. Tidak banyak energi,singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orang tua.
UPAYA PERAWATAN DLM PELAKSANAAN BERMAIN
1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH :
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat,fasilitas kebijakan RS,kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain.
HOSPITALISASI
N.     FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOPING ANAK
1.Umur dan perkembangan kognitifnya
2.Pengalaman sakit terdahulu
3.Kedekatan anak pada orang tua
4.Lamanya sakit dan seringnya anak dirawat
5.Tipe dan frekwensi tindakan invasif yang dilakukan
6.Tingkat kecemasan orang tua
7.Stres yang dialami anak sebelum di rumah sakit

O.     REAKSI ANAK TERHADAP HOSPITALISASI
1. Masa bayi(0-1 th)
Dampak perpisahan Pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2.Masa todler (2-3 th)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku anak dengan tahapnya.
> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis
> Pengingkaran/ denial
- Mulai menerima perpisahan
- Membina hubungan secara dangkal
- Anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
P.      REAKSI ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI
Q.     Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:
Takut dan cemas,perasaan sedih dan frustasi. Kehilangan anak yang dicintainya:
- Prosedur yang menyakitkan
- Informasi buruk tentang diagnosa medis
- Perawatan yang tidak direncanakan
- Pengalaman perawatan sebelumnya
Perasaan sedih:Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain
Perasaan frustasi:Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak kooperatif,putus asa,menolak tindakan,menginginkan pulang paksa
Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di RS: Marah,cemburu,benci,rasa bersalah

R.      INTERVENSI KEPERAWATAN DALAM MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI
Fokus intervensi keperawatan adalah
- meminimalkan stressor
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit

* Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress
*Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
*Mencegah perasaan kehilangan kontrol:
*Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
*Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
*Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit

 

Geeni In The Blog Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template